dandelion

Kamis, 18 November 2010

Cahaya Atas Cahaya

written at : 17 Februari 2010


﴿ ٱللهُ نُورُ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكاةٍ فيها مِصْباحٌ الْمِصْباحُ في‏ زُجاجَةٍ الزُّجاجَةُ كَأَنَّها كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ يَكادُ زَيْتُها يُضي‏ءُ وَلَوْلَمْ تَمْسَسْهُ نارٌ نُورٌ عَلى‏ نُورٍ يَهْدِي اللهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشاءُ وَ يَضْرِبُ اللهُ الْأَمْثالَ لِلنَّاسِ وَ اللهُ بِكُلِّ شَيْ‏ءٍ عَليمٌ ﴾

Allah SWT berfirman:

“ Allah adalah cahaya seluruh langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah tempat pelita yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu berada dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh berkah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api (lantaran minyak itu sangat bening berkilau). Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (An Nur: 35)

Sebagai manusia biasa seringkali cahaya-cahaya di hati kita redup bahkan menuju ke kegelapan. Banyak hal di luar sana yang membuatnya menjadi redup dan tak bersinar kembali. Segala aktifitas dan kesibukan kita tanpa disertai niatan untuk Nya menjadikan cahaya itu semakin meredup. Belum lagi dengan kenikmatan dan fasilitas hiburan yang kini banyak merajalela. Semua kehidupan dunia itu sungguh melenakan. Segala hiasannya, semua kesibukkannya, segala kesenangan dan kesedihannya, semuanya melupakan kita akan cahaya Nya. Hati ini menjadi mati tanpa cahaya islam. Rasa ini menjadi tak peka lagi dengan kehidupan akhirat nanti. Bahkan jiwa dan raga menjadi tak berjalan semestinya.

Namun banyak sekali dari kita yang masih saja terlena akan dunia. Karena begitu dahsyat godaannya. Kecuali orang-orang yang beriman kepada Nya. Muslim yang sebenarnya. Oleh karena itu bekalilah diri dan hati kita ini dengan cahaya-cahaya Nya. Cahaya ilmunya dari Al Quran dan Al Hadist. Karena Allah adalah cahaya seluruh langit dan bumi.

Sebuah taujih dari sang murabbi, masih jelas teringat.

-Allah lah pemilik segala kesempurnaan. Dan tugas kita menyempurnakannya tadi. Kesempurnaan adalah keniscayaan, karena kita bukanlahh jamaah malaikat yang tanpa cela. Tugas kitalah untuk menyalakan cahaya-cahaya Rabbaniyah di dada umat. Jikalau perjuangan ini harus menunggu sampai dakwah mengakar di seluruh lapisan, boleh jadi negeri ini sudah semakin rusak. Maka nyalakanlah cahaya-cahaya tadi di dada setiap insan, hingga mampu menjadi ruh penggerak dan pelita untuk menciptakan keluarga-keluarga perindu surga dan pelita bagi seluruh masyarakat, hingga akhirnya memberi pendar cahayanya pada seluruh lapisan kehidupan. Kuatkan cahaya-cahaya ruhiyah tadi dengan payung yang kokoh. Hingga pancaran cahaya kemuliaan kian nyata dalam kehidupan yang berkah.-

...Jadi rindu akan Cahaya Nya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar