dandelion

Sabtu, 24 September 2011

Cuma Jika

Karena sebelumnya lagi posting tentang yang bersangkutan, jadi pingin upload puisi curhat ini, *heran, bisa sepuitis ini juga,. sudah agak kadaluarsi, setahun yang lalu, tapi bahasan ini sepertinya tak mengenal masa^^,. masih tentang Cinta, tapi baru 'cuma JIKA'


1 desember 2010


Allah ya rabb,..

Bila aku jatuh cinta aku ingin mengelak saja,

karna aku tak mau ter jatuh pada cinta dunia

karna aku ingin membangun cinta atas dasar dan karena Mu

....

semua nya harus dan hanya untuk Mu

aku tidak mengerti apa itu cinta dan aku takut jatuh cinta

lebih baik yang jelas saja

yang samar dan meragu kan itu membuat resah dan gelisah

dan itu cinta yang belum ada ikatan ke halal an

ijinkan ku mencinta dalam hati saja sebelum tiba waktunya

dan ijinkan ku tuk dapat menjaga hati dan cinta ku

agar tidak terlewat dari Mu

aku takut mencintai, takut ...

Tapi nanti pasti aku akan jujur dan mengakui bahwa aku telah jatuh cinta

Allah arahkan cinta ku hanya untuk Mu

Ya Rabb jagalah cinta ku ini di dalam keridho an Mu

karena Allah adalah sumber segalanya

ya allah JIKA aku jatuh cinta


By me ^^ ytika

Sepotong cerita tentang CINTA

“Kalau aku cinta dia, rasanya ingin menjauh saja” kalimat itu terpikirkan dan akhirnya keluar juga selama ini. Hmm bulan-bulan ini bahasnya tentang cinta terus. Sepertinya bukan bulan ini saja, apa bisa dibilang umur-umur segini y. Bisa dibilang karena masa-masanya peralihan. Dan memang sudah saatnya bagi yang sudah siap lahir dan batin. Jadi kesimpulannya umur-umur segini, ^^..

Tak ada yang salah dengan cinta, namanya saja fitrah so pasti ada. Setiap manusia pun punya rasa sayang dan cinta kepada sesamanya. Cuman yang jadi populernya –ga mau memnyebut ini sebagai masalahnya^^- bahasan tentang cinta ini diulang dan dibahas berkali-kali dengan topik yang sama. Dan seringnya lagi –masih tidak mau menyebutnya sebagai masalah- yang dibahas berulang dan berkali-kali itu soal calon, kriteria calon, harapan, impian masa depan, cita keluarga bahagia, serta kawan-kawannya. Sekarang menurutku masalahnya adalah –baru keluar ni kata2 masalahnya- justru menjadikannya seperti khayalan yang melenakan. Seru sih bahasnya. Senang sih merangkai visi dan misi impian berkeluarganya tapi kembali lagi, terkadang justru itu melenakan. Sekali lagi melenakan. Membuat kita terbuai dengan manisnya khayalan yang tentunya itu belum pasti terjadi kalau kita tidak mengusahakannya. Nah makanya kadang sepakat juga dengan pemikiran tadi , kalau mencintai seseorang -untuk saat ini lebih baik menjauh saja. Bukannya tidak mau jatuh cinta, atau bahkan tidak punya cinta, tapi maunya bangun cinta ^^ -kayak kata Salim A. Fillah

Kenapa harus menjauh, padahal cinta kan fitrah dan harusnya membahagiakan dan menyenangkan. Tapi menurutku nyatanya tidaklah sesepele itu. Bagi yang paham sebagaimana mulianya cinta itu, seberapa berartinya mengelola cinta itu, pasti akan berpikir pikir lagi untuk jatuh cinta dengan lawan jenis, pasalnya jatuhkan sakit,^^. Jika ‘dia’ terbit di saat yang tidak tepat dan bukan pada kondisi yang tepat, maka jadinya hanya akan menyesakkan, kalau kata anak sekarang ni, membuat jiwa hati dan pikiran dalam ‘kegalauan’. Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, itu artinya sibuk ramai sekali, tidak karuan (pikiran). Alias perasaan menjadi cemas, khawatir, takut, gundah dan gelisah. Ga menyenangkankan justru malah bikin stress. Makanya jika belum mampu mengelola hadirnya cinta itu jadinya malah kacaukan. So lebih baik menghindar sementara untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik. Untuk apa, untuk menyambut cinta yang diridhai Nya. Membangun cinta dan visi misi besar untuk menjadi keluarga rabbani. ^^.

Tidak dipungkiri dari muslim n muslimah, yang kebetulan mendapatkan godaan cinta dari someone, -baik pria wanita maupun akhwat ikhwan, yang didapati bukanlah sebuah kebahagian, kebanggaan bahkan keceriaan. Justru rasa takut, cemas, khawatir. Takut jika ternyata cintanya ini hanya karena nafsu dunia, takut akan datangnya cinta atau suka, simpati, nge-fans atau apalah bahasanya, justru melebihi cinta kepada Nya. Takut jika tidak bisa mengelola rasa itu, sehingga sering melamunkan sehingga banyak meninggalkan dzikir – mengingatNya. Cemas jika rasa sayangnya itu ternyata telah mengubah niat-niatnnya dalam beramal dan beribadah, cemas jika kedatangan ‘someone itu menghapus keikhlasan berdakwah yang telah dibangunnya. Khawatir dosa dosa karena merindukannya. Khawatir jika bicara sms telepon status chat dan segala bentuk interaksinya telah melenakan hati yang satu dan yang lainnya. Khawatir calon ikhwan/akhwat yang jadi suami/istrinya kelak, akan sakit hati dan cemburu melihatnya *just kid ^^ belum tau juga siapa jodohnya.

Jadi jangan menganggu muslim muslimah. Jika belum saatnya dan serius dengan sebuah pernikahan yang halal dan diridhaiNya, usahakanlah untuk tidak banyak menyingungnya. Baik di hati, di luar dan dimanapun. Lebih baik lagi mengusahakan bangunan nya dulu. Mempersiapkan diri dengan lebih baik, memantaskan dir bahwa kita telah siap mengelola cinta dan mengubahnya menjadi cinta yang lebih luas lagi –cinta untuk keluarga , cinta untuk dakwah islam, cinta untuk masyarakat dsb.

Tentunya masih banyak yang harus dipersiapkan, banyak yang harus dibangun, banyak yang harus di strtegikan dalam meraih masa depan yang diimpikan. Banyak belajar, bukan banyak menghayal. Banyak mengkaji tentang islam, bukannya banyak mengkaji calon pilihan ^^. Banyak mendalami sejarah dan hukum islam, bukan mendalami perasaan aja –just 4 muslimah ni. Banyak beramal dan berdakwah, bukan mendakwahi dan beramal cuman didepan calon pilihan. Banyak berbagai ilmu kehidupan secara islam, bukannya memperbanyak berbagai cerita tentang cinta2an yang fana. Banyak menghafal Al quran, menistiqomahkan ibadah harian, merajinkan sunah dan shadaqoh. Banyakkk lagi yang harus dilakukan dipelajari dipersiapkan. Apalagi untuk muslimah, calon ibu, umahat, madrasah bagi putra putrinya. Harus lebih belajar banyak lagi ni, tentang rumah, keluarga, anak, tetangga, masyarakat, ketrampilan rumah tangga, karier, dakwah so many things. Thann what we must to do,. ^^ semoga istiqomah dalam ketaqwaan di Jalan Nya.

Kemudian untuk berikutnya, Kembali lagi dengan bahasan tadi, tentang c.i.n.t.a. sebenarnya apa sih salahnya, gimana sih baiknya atau bagaimana cara mengelolanya. Lebih sepakat untuk mengaris bawahi tentang kata mengusahakannya, membangun cinta tentu, dan pastinya atas ridho Nya dengan cara-cara yang sesuai dengan aturannya. Gimana itu, ya membangunnya atau mengusahakannya atas dasar taqwa. Menjalankan perintahNyA dan menjauhi laranganNya. –pelajaran agama di SD,SMP,SMA,Kuliah pasti ada semoga tetap istiqomah menerapkannya di pelajar kehidupan ini ^^.

Kalau gitu coba kita kaitkan dengan fenomena saat ini. Pacaran, Pergaulan yang lewat batas syar’i, berdua-duaan, berboncengan , bergandengan tangan dengan non mahram, HTS aka hubungan tanpa status dll yang mengatas namakan cinta. Apakah Allah menyuruh kita untuk berpacaran, berduaan bergandengan tangan dan tak berstatus –yg ini asal nyambung aj he. Sudah pasti tidak. Bisa di tilik berikut Sabda Nabi : "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan." (HR. Ahmad), kemudian “Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.`(HR. Thabrani dan Baihaqi). “Lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). "” "Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka.....Dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka..." (QS. An-Nur: 30-31) Dan janganlah kamu mendekati zina: sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32). Yang ini sudah warning dari awal, terkait hubungan lawan jenis yang non mahram. Sudah jelas dan tidak perlu banyak diperdebatkan, yang penting dilakukan sesuai syariat dan ketentuan dari Nya. Semoga istiqomah. *sedikti membhas kenapa istiqomah terus, karena pada umumnya yang tau dan paham itu juga sudah banyak, namun sering lalai dan tidak istiqomah dalam mengemban amanah dan berjalan sesuai syariat NyA. Jadi semoga kita tetap istigomah berada di jalur yang benar ^^.

Daann Ada stu lagi yang penting, yang membuat kita ada,dan masih tentang cinta. CINTA ALLAH SWT. Cinta sejati yang tak kan pernah, tak kan dapat kita ukur kita hitung2 kita bandingakan. Subhanallah, dari semua cerita, *berpotong-pontong bahasan dan cerita tadi , smua tak akan pernah bisa luput dari cinta Nya. Adanya kita, hidupnya kita, semua karena Cinta NyA. Kasih sayang Allah Maha Mempesona, betapa pun kita mengkhianatinya, tiada terputus curahan nikmatnya. Tiada berakhir kasih dan rahmatnya. Segala perjalanan hidup kita, naik turun, pahit getir, susah senang semua ada dalam pengawasan dan genggamanNya. Masihkah kita berani mengabaikan Nya, melebihkan sesuatu yang lain di atas Nya,? .. Astaghfirullahaladzim, semoga Allah mengampuni dosa dan kelalaian kita karena nafsu dan godaan dunia.

Ternyata jadi berpotong-potong tentang episode ini,. Dan nantinya manusia akan menemui saat itu, waktu itu, masanya itu, tentang episode ini.

Kamis, 18 November 2010

Melihatnya Di Barisan Unta Merah

written at : 1 September 2010

Melihatnya Di Barisan Unta Merah, Alhamdulillah Pulang ^^

Allah selalu punya skenario yang indah untuk memberi petunjuk kepada hamba-hamba Nya. Dan masing-masing punya skenario atau naskah hidupnya sendiri-sendiri. Maha Besar Allah. Hari ini aku berjumpa lagi dengan sosok kecil itu. Yang kini telah dewasa dan kurasa cukup bermakna kusampaikan ceritanya disini. Karena skenario yang dia miliki menurut kacamataku, cukup baik untuk diambil sedikit pelajaran.

Hmm masih teringat jelas dia yang begitu manja, gendut, lucu, cerewet dan nakal. Tapi di juga pinter, supel dan ramah. Adek kecil ku kini sudah dewasa, sudah jadi ikhwan, bangganya ^^. Memang cuma tetangga, tapi seperti adik sendiri. Ga terbayang, padahal dulu begitu manja, suka nangis, usil dan cerewet, selalu saja menganggu kalau sedang bermain bersama. Ingat juga ketika kecil dia selalu bilang “mb nanti aku smp nya mau masuk pesantren ah” Padahal kakaknya yang seumuran dengan ku menolak mentah mentah saat di suruh masuk pesantren. waah kangen waktu dulu. Selepas sd dia langsung masuk pesantren, jadi jarang sekali aku melihatnya. Terkadang pulang hanya melihat sekilas saja. Karena dia pandai kini dia sudah kelas 3 SMA, bayangkan dia akselerasi dipesantrennya, subhanallah, adik ku yang lucu itu punya jalan sendiri. Dan skenario Allah untuknya sangat indah bagi ku. Aku sayang adik kecil itu. Senyumnya, candanya, manjanya. Walau kini sudah agak berbeda, ga gendut lagi ^^, memakai pakaian khas ikhwan, dan berkacamata –jadi kelihatan serius, padahal seneng bercanda-. Sekarang jauh lebih sopan jika bertemu, hanya tersenyum, ngobrol sebentar sambil menundukkan pandangan, suhanallah, benar-benar tak terbayang sebelumnya. Semoga tetap istiqomah ya dek, jangan manja n nakal lagi ^^.

mengenai judul di atas, karena sering melihat sosoknya aja jika pas shalat di masjid. Kudapati dia tepat di belakang imam setiap kali berjamaah, biar dapat unta merah kan dek ^^. Love you cos Allah. Jalan kita memang berbeda, tapi salut padamu dek, di umur an remaja aja sudah istiqomah di jalanNya, sesuai ajaranNya dan selalu menjaga syari’atny. Congrats.

Sadar, Paham atau Mengerti ??

Kita sebagai mahasiswa yang aktif hendaknya menyadari bahwa ketika kita berjuang dalam hal apapun di kampus ini, terutama untuk kepentingan islam, hakikatnya dilakukan dalam rangka membersihkan diri, menyucikan jiwa kita, melaksanakan sebagian hak Allah yang wajib kita tunaikan dan agar kita bisa mendaptakan pahala dari Allah pada hari ketika penglihatan telah gelap dan hati telah menyesak ke tenggorokan. Kita sendirilah yang akan beruntung jika kita maju ke medan perjuangan dan sebaliknya kita sendirilah yang akan merugi jika mundur darinya.

“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam.” (Al Ankabut : 6)

“Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan menganti kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu.” (Muhammad : 38)

Kita juga harus mengetahui bahwa harga diri yang sejati adalah dengan islam. Tanpa islam, kita bagai tak mempunyai harga diri, karena ketika itu kita... bagai bintang ternak, bahkan lebih sesat lagi...; juga bahwa kemuliaan sejati tidak mungkin diwujudkan kecuali dengan berperan serta dan konsisten dalam perjuangan islam ini. “Barang siapa yang menyendiri maka ia akan menyendiri di neraka” dan barang siapa yang terlibat dalam perjuangan, berarti telah memiliki hubungan dengan nasab yang paling mulia serta memiliki jaringan dengan kafilah para pemberi petunjuk, yaitu termasuk dalam golongan orang-orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah yaitu para nabi, shidiqin, syuhada dan orang-orang saleh dan mereka itu sebaik baiknya kawan.

Kita harus menyadari bahwa perjuangan islam harus mengetahui bahwa bertahan dalam perjuangan merupakan syarat untuk mendapatkan keteguhan. “Sesungguhnya. Serigala itu tidak akan memangsa kecuali kambing yang menyendiri.”

Di dalam sebuah masyarakat yangg di penuhi dengan gelombang fitnah seperti malam yang gelap gulita ini, tidak mungkin seseorang yang jauh dari “dzikra” (peringatan Allah) dan jauh dari sikap saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran, bisa hidup tanpa mendapatkan pengaruh dan ternodai oleh kotoran – kotorannya.

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz Dzariyat : 55)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar – benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al Ashr : 1-3)

Karena itu, tidak ada pilihan lain untuk hidup selain di dalam naungan keluarga beriman, tidak ada pilihan untuk tidak bergabung dalam masirah Ar Rahman.

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang – orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan NyA ; dan jangan lah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan darimengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaanya itu melewat batas.” (Al Kahfi: 28)

Sadarilah bahwa perjuangan kita hanya karena Allah, dan sadarilah pula bahwa perjalanan ini panjang dan berat, serta bahwa surga Itu di kelilingi oleh berbagai hal yang tidak mengenakkan sedangkan neraka dikelilingi dengan berbagai kesenangan.

Jalan ini tidak mungkin mampu ditempuh oleh manusia cengeng yang hanya dengan hembusan angin sepoi-sepoi pipinya terluka dan hanya karena sentuhan sutra jari-jemarinya berdarah. Jalan in tidak mampu ditempuh oleh orang yang cemas akan masa depan rezeki dan kehidupannya.

Jalan ini tidak mungkin mampu ditempuh oleh orang yang hobinya bermain-main dan bersenang-senang, hatinya sempit, dan kekuatannya keropos. Juga siapa saja yang tidak mampu bersabar terhadap satu perkataan, apalagi terhadap celaan. Juga orang yang bangga dengan pendapatnya sendiri, yaitu orang bodoh, namun ia tidak tahu bahwa dirinya bodoh. Juga orang yang tidak mau menerima keputusan bersama dan memegang Pendapat jamaah.

Ia merupakan jalan untuk membersihkan dan menyucika diri, jalan kasih sayang dan kemuliaan, jalan kesabaran ynag panjang, jalan kejujuran dan keikhlasan. Jalan dengan karakteristik semacam ini tidak mungkin ada yang bisa bertahan di dalamnya selain orang-orang beriman yang hati mereka terikat dengan Allah; orang-orang yang jiwa mereka memandang kepada Allah Yang Maha Esa dan Ash Shamad (Allah Tempat Memohon)

“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupka (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap – tiap sesuatu.” (Ath Thalaq : 3)

“... maka barangsiapa melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.” (Al Fath : 10)

Cahaya Atas Cahaya

written at : 17 Februari 2010


﴿ ٱللهُ نُورُ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكاةٍ فيها مِصْباحٌ الْمِصْباحُ في‏ زُجاجَةٍ الزُّجاجَةُ كَأَنَّها كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ يَكادُ زَيْتُها يُضي‏ءُ وَلَوْلَمْ تَمْسَسْهُ نارٌ نُورٌ عَلى‏ نُورٍ يَهْدِي اللهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشاءُ وَ يَضْرِبُ اللهُ الْأَمْثالَ لِلنَّاسِ وَ اللهُ بِكُلِّ شَيْ‏ءٍ عَليمٌ ﴾

Allah SWT berfirman:

“ Allah adalah cahaya seluruh langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah tempat pelita yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu berada dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh berkah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api (lantaran minyak itu sangat bening berkilau). Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (An Nur: 35)

Sebagai manusia biasa seringkali cahaya-cahaya di hati kita redup bahkan menuju ke kegelapan. Banyak hal di luar sana yang membuatnya menjadi redup dan tak bersinar kembali. Segala aktifitas dan kesibukan kita tanpa disertai niatan untuk Nya menjadikan cahaya itu semakin meredup. Belum lagi dengan kenikmatan dan fasilitas hiburan yang kini banyak merajalela. Semua kehidupan dunia itu sungguh melenakan. Segala hiasannya, semua kesibukkannya, segala kesenangan dan kesedihannya, semuanya melupakan kita akan cahaya Nya. Hati ini menjadi mati tanpa cahaya islam. Rasa ini menjadi tak peka lagi dengan kehidupan akhirat nanti. Bahkan jiwa dan raga menjadi tak berjalan semestinya.

Namun banyak sekali dari kita yang masih saja terlena akan dunia. Karena begitu dahsyat godaannya. Kecuali orang-orang yang beriman kepada Nya. Muslim yang sebenarnya. Oleh karena itu bekalilah diri dan hati kita ini dengan cahaya-cahaya Nya. Cahaya ilmunya dari Al Quran dan Al Hadist. Karena Allah adalah cahaya seluruh langit dan bumi.

Sebuah taujih dari sang murabbi, masih jelas teringat.

-Allah lah pemilik segala kesempurnaan. Dan tugas kita menyempurnakannya tadi. Kesempurnaan adalah keniscayaan, karena kita bukanlahh jamaah malaikat yang tanpa cela. Tugas kitalah untuk menyalakan cahaya-cahaya Rabbaniyah di dada umat. Jikalau perjuangan ini harus menunggu sampai dakwah mengakar di seluruh lapisan, boleh jadi negeri ini sudah semakin rusak. Maka nyalakanlah cahaya-cahaya tadi di dada setiap insan, hingga mampu menjadi ruh penggerak dan pelita untuk menciptakan keluarga-keluarga perindu surga dan pelita bagi seluruh masyarakat, hingga akhirnya memberi pendar cahayanya pada seluruh lapisan kehidupan. Kuatkan cahaya-cahaya ruhiyah tadi dengan payung yang kokoh. Hingga pancaran cahaya kemuliaan kian nyata dalam kehidupan yang berkah.-

...Jadi rindu akan Cahaya Nya...