dandelion

Kamis, 18 November 2010

Sadar, Paham atau Mengerti ??

Kita sebagai mahasiswa yang aktif hendaknya menyadari bahwa ketika kita berjuang dalam hal apapun di kampus ini, terutama untuk kepentingan islam, hakikatnya dilakukan dalam rangka membersihkan diri, menyucikan jiwa kita, melaksanakan sebagian hak Allah yang wajib kita tunaikan dan agar kita bisa mendaptakan pahala dari Allah pada hari ketika penglihatan telah gelap dan hati telah menyesak ke tenggorokan. Kita sendirilah yang akan beruntung jika kita maju ke medan perjuangan dan sebaliknya kita sendirilah yang akan merugi jika mundur darinya.

“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam.” (Al Ankabut : 6)

“Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan menganti kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu.” (Muhammad : 38)

Kita juga harus mengetahui bahwa harga diri yang sejati adalah dengan islam. Tanpa islam, kita bagai tak mempunyai harga diri, karena ketika itu kita... bagai bintang ternak, bahkan lebih sesat lagi...; juga bahwa kemuliaan sejati tidak mungkin diwujudkan kecuali dengan berperan serta dan konsisten dalam perjuangan islam ini. “Barang siapa yang menyendiri maka ia akan menyendiri di neraka” dan barang siapa yang terlibat dalam perjuangan, berarti telah memiliki hubungan dengan nasab yang paling mulia serta memiliki jaringan dengan kafilah para pemberi petunjuk, yaitu termasuk dalam golongan orang-orang yang dikaruniai nikmat oleh Allah yaitu para nabi, shidiqin, syuhada dan orang-orang saleh dan mereka itu sebaik baiknya kawan.

Kita harus menyadari bahwa perjuangan islam harus mengetahui bahwa bertahan dalam perjuangan merupakan syarat untuk mendapatkan keteguhan. “Sesungguhnya. Serigala itu tidak akan memangsa kecuali kambing yang menyendiri.”

Di dalam sebuah masyarakat yangg di penuhi dengan gelombang fitnah seperti malam yang gelap gulita ini, tidak mungkin seseorang yang jauh dari “dzikra” (peringatan Allah) dan jauh dari sikap saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran, bisa hidup tanpa mendapatkan pengaruh dan ternodai oleh kotoran – kotorannya.

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz Dzariyat : 55)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar – benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al Ashr : 1-3)

Karena itu, tidak ada pilihan lain untuk hidup selain di dalam naungan keluarga beriman, tidak ada pilihan untuk tidak bergabung dalam masirah Ar Rahman.

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang – orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan NyA ; dan jangan lah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan darimengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaanya itu melewat batas.” (Al Kahfi: 28)

Sadarilah bahwa perjuangan kita hanya karena Allah, dan sadarilah pula bahwa perjalanan ini panjang dan berat, serta bahwa surga Itu di kelilingi oleh berbagai hal yang tidak mengenakkan sedangkan neraka dikelilingi dengan berbagai kesenangan.

Jalan ini tidak mungkin mampu ditempuh oleh manusia cengeng yang hanya dengan hembusan angin sepoi-sepoi pipinya terluka dan hanya karena sentuhan sutra jari-jemarinya berdarah. Jalan in tidak mampu ditempuh oleh orang yang cemas akan masa depan rezeki dan kehidupannya.

Jalan ini tidak mungkin mampu ditempuh oleh orang yang hobinya bermain-main dan bersenang-senang, hatinya sempit, dan kekuatannya keropos. Juga siapa saja yang tidak mampu bersabar terhadap satu perkataan, apalagi terhadap celaan. Juga orang yang bangga dengan pendapatnya sendiri, yaitu orang bodoh, namun ia tidak tahu bahwa dirinya bodoh. Juga orang yang tidak mau menerima keputusan bersama dan memegang Pendapat jamaah.

Ia merupakan jalan untuk membersihkan dan menyucika diri, jalan kasih sayang dan kemuliaan, jalan kesabaran ynag panjang, jalan kejujuran dan keikhlasan. Jalan dengan karakteristik semacam ini tidak mungkin ada yang bisa bertahan di dalamnya selain orang-orang beriman yang hati mereka terikat dengan Allah; orang-orang yang jiwa mereka memandang kepada Allah Yang Maha Esa dan Ash Shamad (Allah Tempat Memohon)

“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupka (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap – tiap sesuatu.” (Ath Thalaq : 3)

“... maka barangsiapa melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.” (Al Fath : 10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar