dandelion

Rabu, 17 Februari 2010

Singgahlah di Taman Surga

Tidak ada yang lebih berharga kecuali ILMU

Tidak ada yang lebih bermanfaat kecuali TAQWA

Tidak ada yang lebih berguna kecuali IMAN DAN AMAL

Masing-masing mempunyai jalan sendiri dalam menuju arah hidup yang sepatutnya sama. Pengalaman yang dikutip dan pengajaran yang diambil tidak jauh beda. Apa yang membedakan ialah cara menilai dan mengambil pilihan yang terbaik. Itu yang membedakan antara kita, dia dan mereka. Cuma terkadang tak mampu bertenggang rasa dan mengambil jarak. Antara semuanya asasnya adalah sama disisi-Nya yang telah mengatur segalanya. Mari mencari ilmu hingga akhir hayat hidup kita.....

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani, Rasulullah bersabda, "Apabila melewati taman surga, hendaklah engkau duduk di situ. Istirahatlah kamu di situ." Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa taman surga itu?" Nabi menjawab, "Majelis-majelis ilmu." Dalam hadits lain diceritakan, Rasulullah pernah masuk ke sebuah majelis. Di majelis itu, tampak ada dua kelompok; dimana yang pertama sedang berzikir, sementara yang kedua sedang mempelajari ilmu. Rasulullah bersabda, "Kelompok pertama adalah kelompok yang baik. Mudah-mudahan Allah mengampuni mereka. Sedangkan kelompok kedua yang sedang mempelajari ilmu, mudah-mudahan Allah membimbing mereka ke jalan yang lurus." Kemudian beliau memilih duduk bersama kelompok majelis ilmu.

Rasulullah saw pernah ditanya oleh salah seorang sahabatnya perihal siapakah teman duduk yang paling baik. Rasulullah menjawab, "Orang itu adalah yang bila kamu lihat, dapat mengingatkanmu kepada Allah, menambahkan ilmumu dalam pembicaraannya, dan mengingatkanmu kepada akhirat dari amal-amalnya." Orang-orang yang memiliki sifat seperti diatas-lah yang paling pantas untuk dijadikan teman duduk.

Majelis ilmu, yang didalamnya terdapat orang-orang berilmu dan para pencari ilmu, bukankah Allah memuliakan dan meninggikan derajat mereka karena keberimanan mereka dan ilmu yang mereka miliki? " ... Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Mujaadilah:11).

Jelas, dalam kehidupan ini sangat terlihat perbedaan antara orang-orang berilmu dengan mereka yang tidak berilmu. Perbedaan itu bisa mencakup soal perolehan kualitas dan kemapanan hidup, kemampuan untuk memenangkan persaingan hidup, dan bahkan terbukanya kesempatan yang lebih besar untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri dengan Allah Sang Pemilik Ilmu. Inilah hakikat dari sebuah ungkapan yang berbunyi, "Barangsiapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia, maka raihlah dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat, dengan ilmu. Dan barangsiapa yang ingin mendapatkan keduanya, juga dengan ilmu".

Ilmu lah yang diberikan Allah kepada Muhammad saw sebagai salah satu bekal kerasulannya. Pelajaran membaca yang diajarkan Allah kepada Muhammad saw melalui Jibril, tentu menjadi bukti betapa ilmu menjadi penopang penting sebuah perjuangan dakwah. Masyarakat Arab pada saat Rasulullah diutus disebut sebagai masyarakat jahiliyyah, inilah pula hakikat kehadiran Rasulullah sebagai mu'alliman, orang yang mengajarkan ilmu.

Dengan ilmu, Nabi Allah Yusuf alaihi salam membebaskan dirinya dari kurungan penjara dan kemudian ilmu jugalah yang menempatkan Yusuf pada kedudukan yang terhormat dan menjadi seorang raja yang bijak. Dengan ilmu, Muhammad muda mendapatkan gelar al amiin, dimana secara bijak Muhammad mempersatukan empat pemimpin kabilah yang berseteru dalam peristiwa pemindahan batu hajar aswad. Berkat ilmu yang dimiliki Salman al Farisi dengan ide dan strategi pembuatan parit, Rasulullah bersama pasukannya memenangkan perang Khandaq. Dan masih banyak contoh yang pernah hadir di muka bumi ini tentang keutamaan dan keunggulan orang-orang yang berilmu. Bahkan bisa jadi, dengan mengesampingkan cerita-cerita macam si pandir, seperti menjadi suatu yang aksiomatis (kebenaran yang tidak terbantahkan) bahwa sampai kapanpun orang-orang berilmu akan selalu unggul daripada yang tidak berilmu.

Namun yang perlu diingat, ilmu yang dimiliki tanpa diimbangi dengan kekuatan iman, maka muncullah orang-orang yang sombong, yang berjalan dengan angkuh dimuka bumi oleh karena ilmunya. Mereka, seperti Haman ilmuan yang dipunyai Fir'aun, mempersembahkan kecerdasannya untuk mengabdi kepada kezaliman. Kepandaian yang dimiliki seringkali dipergunakan untuk berbuat licik dan curang. Bahkan tidak jarang dimanfaatkan untuk "meminteri" orang-orang bodoh dan lemah.

Sekali lagi, betapa pentingnya majelis-majelis ilmu untuk kita dekati dan singgahi, karena jelas-jelas dalam beberapa ayat, Allah begitu memuliakan dan membedakan orang-orang yang berilmu. "Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?" (QS. Az Zumar:9). "Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?" (QS. Al An'am:50, Ar Ra'd:16). "Apakah sama kegelapan dengan cahaya?"Wallahu a'lam bishshowaab (Ar Ra'd:16).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar