dandelion

Rabu, 17 Februari 2010

Entah Bagaimana ku Merangkainya


Tak ada yang tau bagaimana merangkai suatu hal yang tak pasti. Tak tau akhirnya bahkan mengawalinya pun tak bisa. Mungkin itu lah gambaran kehidupan manusia yang tak beragama. Entah bagaimana mereka bisa merangkai hidupnya di bumi-Nya tanpa tahu apa tujuannya. Jangankan merangkainya, untuk melihat apa yang perlu dirangkai saja tak bisa. Paling hanya menuruti hawa nafsunya semata. Yang halal jadi haram, yang haram jadi halal, yang baik jadi buruk yang buruk jadi baik. Dan beruntunglah orang-orang yang terlahir menjadi seorang muslim. Karena nikmat muslim,-beragama islam- yang membuat kita tahu bagaimana merangkai kehidupan di dunia.

Sekarang yang jadi masalahnya bagaimana ku merangkainya. Apa asal-asalan saja. Bagai merangkai sebuah manik di atas kain putih. Sebuah manik itu,-walau hanya sebuah- untuk memasangkan sebuah manik saja butuh berfikir, menentukan tempat yang bagus, kemudian menjahitnya dengan hati-hati dan halus. Kemudian manik berikutnya, disesuaikan dengan manik sebelumnya lalu dirangkai lagi dan dijahit serapi mungkin. Begitu seterusnya hingga manik-manik tadi menjadi sebuah rangkaian gambar bunga yang sungguh indah dan berkilau. Kilaunya menyejukkan siapa pun yang melihat, design sangat teratur dan rapi dan keindahannya sungguh luar biasa.

Begitu pula kita rangkai kehidupan dunia, penuh dengan hati-hati di setip buahnya, disetiap harinya, di setiap jamnya bahkan di setiap detiknya. Perlu perencanaan sebelumnya, butuh ide untuk menempatkan diri kita. Dimana n bagaimana seharusnya kita hidup di dunia. Mengawali semuanya dengan penuh kehati-hatian dan penuh perencanaan. Karena kita semua inginkan keindahan surga-Nya
Rata Penuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar