dandelion

Rabu, 17 Februari 2010

Cantik


Kecantikan paras rupa, indahnya pipa bak pauh dilayang, bibir merah umpama delima merekah, hidung yang mancung bagai seludang akan musnah andai tidak dihiasi pribadi dirinya dengan cahaya keimanan dan Islam.

Semua makhluk dimuka bumi ini asal kejadiannya adalah dari setetes air mani yang hina. Tiada perbedaan antara penilaian islam dalam menilai kecantikan setiap individu. Islam tidak pernah membedakan manusia berdasarkan hubungan darah, keturunan dan suku bangsa. Namun islam membedakannya berdasarkan taqwa kepada Allah T’ala.

Islam meletakkan ukuran kecantikan bukan pada raut wajahnya ayng manis, pada putih kuning kulitnya, tubuh atau sorotan mata yang menawan, tetapi biarlah hati dan juga akalnya yang cantik. Malah kecantikkan hatinya diletakkan paling utama, diikuti dengan kecantikkan akal dan akhir sekali barulah kecantikkan paras rupa.

Kecantikkan paras rupa ini ada atau tidak ada, sama saja di sisi Allah Ta’ala. “Sesungguhnya Rasulullah Saw berkata kepada Abu Dzar, “lihatlah sesungguhnya engkau tidak dinilai mulia karena kulit merah dan juga karena hitam, sebailknya mulianya kamu dengan sebab taqwa” (Riwayat Ahmad).

Islam mengukur kecantikkan dengan melihat kebersihan dari segala unsur yang bertepatan dengan ketentuan Allah Ta’ala.

Hati yang cantik adalah hati yang sangat sensitif terhadap Allah Ta’ala. Merasakkan kehebatan dan kebesaran Nya sehingga merasakan diri sangat hina dan lemah. Perasaan yang lahir ini menyingkirkan segala sifat-sifat ‘kesyaitanan’ dalam hati manusia seperti pemarah, ego, sombong, rakus dan sebagainya.

Setiap individu tidak akan merasakkan berbagai kerugian andaikan kecantikkan hati menjadi buruan setiap wanita. Bukannya Allah Ta’ala yang akan mendapat keuntungan tersebut, tetapi manusia itu sendiri. Diantaranya adalah :

1. Dihindarkan dari bahaya

Setiap wanita berkewajiban untuk melindungi paras rupanya sehingga tidak menjadi tontonan khalayak umum, lebih terselamatkan dari bahaya fitnah dan gangguan lainnya. Umpama intan berlian, seandainya dipertunujk-tunjukkan, akan menarik perhatian pencuri, dan begitulah sebalikknya.

2. Terhindar dari kemubadziran

Memburu kecantikan paras rupa memakan biaya yang sangat tinggi. Berbagai usaha yang dilakukan untuk mencari alat kecantikan wajah, make up, perawatan kulit, membesarkan sanggul dan bagian-bagian tertentu yang mungkin akan menarik perhatian orang kepadanya untuk menutup keburukkan yang dialaminya itu. Akan tetapi, memburu kecantikkan hati tidak memerlukn biaya yang tinggi. Sewajarnya uang yang digunakan untuk membeli alat kecantikan wajah dipergunakan untuk hal-hal yang lebih penting, seperti ; mendapat pendidikan yang baik, menolong fakir miskin, kerja-kerja yang bermanfaat untuk agama, masyarakat, bangsa dan negara.

3. Membina kasih sayang yang hakiki

Kecantikkan yang dinilai dari hati,ia tentu akan lebih kekal dibanding dengan kecantikan yang dinilai dari paras rupa. Kecantikkan hati tidak akan luput. Umpamanya, kasih sayang seorang suami terhadap istrinya karena hati atau akhlaknya akan kekal lama. Kunci kasih sayang dalam sebuah keluarga ataupun masyarakat adalah ikatan hati yang senantiasa berpaut antara satu sama lain.

4. Melahirkan masyarakat yang harmoni

Hati yang terdidik dalam mengejar kecantikkan yang sebenarnya akan dapat menyuburkan sifat-sifat terpuji seperti, pemurah, dabar, pemaaf lemah lembut, ridha atas pemberiaan Allah Ta’ala, cinta akhirat dan sebaginya. Allah meletakkan kecantikan hati sebagai buruan utama setiap wanita. Para hukama’ yang mengatakan “Bila baik wanita dala sebuah negara, maka baiklah negara tersebut”

Sesungguhnya ukuran kecantikkan wanita muslimah yang dapat dinilai dari kacamata islam yang sebenarnya ialah ;

- Dengan imannya yang mendalam, memakmurkan hatinya dan melapangkan dadanya serta menggerakkan syiarnya.

- Dengan akalnnya yang bijaksana dan fikiran yang bercahaya serta berpandangan yang luas

- Dengan tingkah laku dan akhlaknya yang mulia serta amalannya yang shalih.

- Dengan kecintaannya terhadap Allah Ta’ala senantiasa mengingatinya, melaksanakan segala perintahnya dan meninggalkan segala larangannya dan mengikuti dunnsh Rasulullah Saw

- Dengan ikhlas kepada suaminya dan memuliakannya serta bersolek utnuknya, mentadbir dan mentarbiyah anak-anak menjadi generasi yang cemerlang

- Mempunyai sifat-sifat mahmudah seperti, lemah lembut, kasih sayang, peramah, pemurah, dermawan dan sebagainya.

-from : majalah Mutiara Amaly-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar